Apiknya Paduan Batik dengan Katun Shibori

Selasa, 29 November 2016 - 09:19 WIB
Apiknya Paduan Batik dengan Katun Shibori
Apiknya Paduan Batik dengan Katun Shibori
A A A
BANDUNG - Kain batik selalu menjadi pesona tersendiri bagi siapapun yang mengenakannya. Beragam motif kain batik dari berbagai wilayah pun, menjadi kekayaan tersendiri motif busana. Tak hanya itu, kain batik pun kerap mengesankan aura yang berbeda, bagi karakter si pemakainnya.

Tak percaya? Coba tengok karya desainer muda busana etnik asal kota Bandung, Zuebarqa by Benz. Pria yang akrab disapa Benz ini, menghadirkan 10 koleksi busana teranyarnya. Ciri khas Benz masih berkutat dengan eksplorasi kain etnik seperti batik, yang kali ini Dia mengangkat kain batik khas Garut atau Garutan.

Batik garutan umumnya digunakan untuk kain sinjang, namun berfungsi juga untuk memenuhi kebutuhan sandang dan lainnya. Bentuk motif batik Garut merupakan cerminan dari kehidupan sosial budaya, falsafah hiup, dan adat istiadat orang Sunda. Motif-motif batik Garut dihadirkan berbentuk geometrik sebagai ciri khas ragam hiasnya, selain itu bermotif flora dan fauna.

"Seperti biasanya saya mencoba mengkolaborasi kain etnik batik Garutan dengan desain busana yang tidak biasa. Detil busana khas desain saya seperti aksen semi kulit dan zipper pun tetap saya pertahankan," ujar desainer ini di sela-sela fashion show pada perhelatan Grand Final Putera Indonesia Jawa Barat, di Hotel Travelo Bandung, belum lama ini.

Kali ini, mengusung tema busana Jha Leu Leu, Benz mengeksplore kekayaan batik khas Garutan dengan kolaborasi apik kain Katun Shibori khas Jepang. Desain yang ditampilkan pun begitu urban, khas etnik, namun tetap kontemporer. Meski pada umumnya batik kerap dikesankan sebagai busana yang begitu formal, namun pada karya Benz, si pemakainya, tetap akan bebas dan dinamis dalam mengenakan busana ini.

Bentuk geometrik umumnya mengarah ke garis diagonal dan bentuk kawung atau belah ketupat. Warnanya didominasi oleh warna krem dipadukan dengan warna-warna cerah lainnya yang merupakan karakteristik khas batik garutan.

Potongan busana kontemporer dengan bentukan yang flat dan tidak berbelit-belit, lebih menampilkan busana-busana khas Jepang pada zaman restorasi Meiji. Gaya khas busana Jepang dan Korea pada masa lampau, seakan ditarik kembali oleh Benz pada kekiniian.

"Untuk bawahannya pun kita padukan dengan celana berbahan denim, sehingga nampak lebih casual dan nyaman dikenakan dalam acara formal maupun santai," ujar Benz.

Tak hanya denim, desain busana atasan yang lebih cocok dimiripkan dengan kemeja ala-ala kimono pria ini pun, Benz kolaborasikan dengan bawahan sarung, dimana pada bagian atasnya tetap digabungkan dengan teknik cutting patchwork ditambahkan dengan apkikasikan kain kulit dan zipper.

Jika sudah melihat karyanya, anda pun akan lebih percaya diri lantaran busana yang di desain Benz, memang terbilang unik, nyentrik, namun tetap sesuai dengan kekinian. Jadi tunggu apa lagi, dapatkan segera koleksi busana etnik kontemporer yang kaya akan budaya ini.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3378 seconds (0.1#10.140)